Aku sering ke kota ini, tetapi banyak orang
lokal yang bosan dengan tempat ini. Kota kecil yang kental akan keseniannya.
Yang krodit akan penggemarnya. Aku pun termasuk. Terkadang orang-orang merasa
aku aneh, termasuk adikku, Lia yang pernah secara pribadi aku ajakan ke ubud.
Dia menyebutku kakak “katrok” dan malu-maluin. Dari sana aku merasa aneh. Ini
adalah milik kita yang di bangga-banggakan warga asing dan turis mancanegara,
ini milik kita yang bisa dengan mudahnya kita rasakan tanpa harus mengurus
paspor dan terbang menyeberangi pulau demi pulau. Ini sangat dekat dengan kita.
Kenapa mereka bisa mendokumentasikan tempat ini untuk mereka jadikan kenangan
dan oleh-oleh bukti bahwa mereka pernah menginjakkan kakinya di tempat ini dan
pernah menghirup udara khas bau Ubud, sedangkan kita yang umpamanya tinggal
meloncat saja tidak “juari” mengabadikan setiap momen dan kejadian unik yang
ada di kota indah ini. Mungkin memang kejenuhan itu ada, tapi Ubud tak
henti-hentinya memberikan suatu taste
tersendiri untukku. Ingin merasakan? Datang ke Kota Kecil ini, lebih nikmat
jika dinikmati dengan sepeda sewaan di kawasan pengosekkan.
keep writing kak tara :')
BalasHapusadik suka baca tulisannya kakak :)
Ubud has changed.......
BalasHapus