Yang Punya

Foto saya
Denpasar, Bali, Indonesia
terbang naik elang, diserempet naga. selamat datang, selamat membaca :)

Jumat, 29 April 2011

KONDISI KRITIS AWAL MESTAKUNG




Untuk pertamakalinya dalam sejarah, Indonesia menjadi juara dunia Olimpiade Fisika Internasional
tahun 2006. Mau tahu rahasianya?
Apa yang terjadi ketika kita menuangkan pasir sedikit demi sedikit ke atas lantai? Ya betul, pasir akan
membentuk suatu bukit pasir kecil. Jika kita terus menuangkan pasir, bukit pasir ini makin lama makin
besar dan makin tinggi. Ketika bukit pasir mencapai suatu ketinggian tertentu yang kita sebut
ketinggian kritis terjadilah suatu keanehan. Pada ketinggian kritis ketika kita menjatuhkan beberapa
butir‐butir pasir, butir‐butir pasir ini mengatur dirinya. mempertahankan agar kemiringan bukit pasir
tetap sama. Aneh bukan? Sepertinya pasir‐pasir ini punya otak dan mampu bekerjasama untuk
menghitung sehingga kemiringan bukit pasir tidak berubah.



Peristiwa pengaturan diri seperti yang terjadi pada pembentukan bukit pasir ini merupakan
satu diantara ribuan bahkan jutaan peristiwa yang terjadi di alam ini. Peristiwa‐peristiwa ini terjadi
ketika suatu sistem berada pada kondisi kritis. Pada kondisi kritis, tiap individu berinteraksi dengan
individu‐individu lain. Kemudian individu‐individu ini secara bersama‐sama mengatur dirinya (self
organizing) sehingga mem‐brojol‐lah (emerge) sesuatu keadaan yang baru, yang berbeda dari
biasanya. Dalam fisika, proses pengaturan diri pada kondisi kritis dikenal sebagai fenomena kritis
(critical phenomena).
Apa yang terjadi ketika air dipanaskan pada tekanan sekitar 218 kali tekanan udara normal?
Pada kondisi ini ketika suhu air mencapai 3740C, terjadi keanehan. Air berada pada kondisi kritis,
yaitu air berada dalam dua wujud cair dan gas secara bersamaan. Pada kondisi kritis ini ketika suhu
air diturunkan sedikit saja, terjadilah pengaturan diri dalam molekul air. Seluruh molekul air (tidak
hanya satu, tetapi semua molekul) mengatur dirinya secara serentak mengubah wujud air menjadi
cair, mereka tidak lagi berada pada kondisi kritis..
Di sini kita lihat molekul‐molekul air bekerja bersama‐sama mengubah air menjadi wujud cair.
Jika hanya satu molekul saja yang bekerja, peristiwa perubahan wujud ini tidak akan terjadi. Kondisi
kritis telah mendorong semua molekul untuk mengatur dirinya lalu mengubah air menjadi uap air.
Saya namakan proses pengaturan diri secara bersama‐sama ini dengan istilah MESTAKUNG, yang
merupakan singkatan dari seMESTA menduKUNG. Disini kita bayangkan semesta (dalam hal ini
seluruh molekul air dan lingkungannya) bekerja bersama‐sama pada kondisi kritis menghasilkan suatu
perubahan yang tidak terduga.
Apa yang terjadi dengan angsa‐angsa yang hidup daerah 4 musim ketika musim dingin tiba?.
Angsa‐angsa ini merasa berada pada kondisi kritis. Jika mereka diam ditempat mereka akan mati,
kalaupun mereka harus terbang mereka juga akan mati karena tidak mungkin mereka terbang ribuan
kilometer. Disini terjadilah Mestakung terjadi, angsa‐angsa ini terbang dalam bentuk huruf “V” yang
sangat menghemat energi. Tidak ada yang merasa paling pintar, semua bekerja sama untuk
mempertahankan posisi “V” yang paling ideal ini.


Dalam bukunya Critical Mass: How One Thing Leads to Another, Phillip Ball mengatakan bahwa
hal yang unik dari suatu pertunjukan musik.. Ketika pengunjung merasa puas dengan pertunjukan itu,
mereka memberikan applause. Tiap orang terdorong untuk bertepuk tangan (kondisi kritis yaitu ingin
memberikan penghargaan, mendorong mereka melakukan ini), namun anehnya tepuk tangan mereka
bisa terjadi secara serentak dan berirama. Tidak ada paksaan namun bisa menghasilkan irama yang
baik.
Ketika Gultom dikejar anjing, Gultom keringatan. Gultom berada pada kondisi kritis. Dan keanehan
terjadi, secara seretak sel‐sel tubuh mengatur dirinya (bermestakung) menghasilkan energi ekstra
yang mengakibatkan Gultom dapat melompati pagar setinggi 1,5 meter. Padahal dalam kondisi biasa
belum tentu Gultom bisa melompat demikian tingginya.

Alamsyah tidak pandai menyanyi. Ia sangat malu setiap kali disuruh menyanyi di kelas. Tetapi suatu
saat kepala sekolah memanggil Alamsyah untuk mengikuti lomba menyanyi. Alamsyah ketakutam,
keringat dingin mulai keluar. Kondisi kritis. Terjadilah mestakung. Dari dalam diri Alamsyah ada
dorongan untuk dia belajar nyanyi. Lingkungan (semesta) mendukung. Orang tuanya mencarikan ia
guru les yang bagus. Guru‐gurunya mendukung, semua memberi dukungan buat Alamsyah. Akhirnya,
mau tahu apa hasilnya? Alamsyah keluar sebagai juara menyanyi tingkat propinsi Aceh. Luar biasa….
Joni seorang kepala cabang suatu bank ditargetkan mendapatkan dana segar dari masyarakat
sebanyak 30 miliar setahun. Kalau gagal ia bisa dipecat. Joni berada dalam kondisi kritis. Terjadi
mestakung dalam diri Joni dan lingkungan. Joni setiap hari menelfon banyak sekali nasabah dan
orang‐orang dikenalnya. Mereka yang sebelumnya tidak mau memindahkan depositonya menjadi
tergerak memindahkan depositonya ke bank dimana Joni bekerja. Teman‐teman yang semula acuh,
kini ikut‐ikutan sibuk dan membantu tanpa paksaan. Akhirnya diakhir tahun target 30 miliar ini bisa
tercapai.
Dalam pelatihan TOFI (Tim Olimpiade Fisika Indonesia), menjelang keberangkatan ke Singapura untuk
mengikuti kejuaraan dunia Fisika, pikiran para peserta training senantiasa kami tempatkan pada
kondisi kritis untuk membuat pilihan. Kami sering katakan bahwa mereka ini saat ini berada titik point
of no return. Hanya satu hal yang mereka harus lakukan yaitu belajar keras dan kejar medali emas.
Kalau mereka berhasil, masa depan mereka akan penuh harapan, tapi kalau gagal, usaha mereka
selama ini akan sia‐sia. Dorongan ini sangat memacu mereka untuk belajar dan belajar. Juga kami
ingatkan bahwa untuk jadi juara di Singapura adalah suatu kebanggaan luar biasa. Ini adalah
olimpiade terbesar sepanjang sejarah. Ini juga menjadi pendorong mereka untuk berusaha keras.
Ketika mereka sudah berada pada kondisi kritis, mereka belajar tanpa paksaan, dan ajaibnya
lingkungan mendukung. Terjadi mestakung. Andika peraih emas tahun 2005 secara full‐time
membantu mentraining siswa‐siswa kita. Dukungan juga mengalir dari berbagai pihak untuk
membantu terselenggaranya program training ini. Seorang motivator datang untuk ikut memotivasi
tim kita dan banyak lagi. Mestakung benar‐benar terlihat. Dan akhirnya tim Indonesia meraih 4 medali
emas dan 1 perak sekaligus merebut gelar The absolute winner, menjadi juara dunia.
Nah sekarang bagaimana kalau kita mau sukses? Betul… tempatkan diri kita pada kondisi kritis yaitu
dengan membuat sasaran setinggi mungkin dan bertindak sedini mungkin untuk mencapai sasaran
itu. Nanti mestakung akan terjadi dalam diri kita dan lingkungan sekeliling kita membuat kita mampu
mencapai sasaran yang tinggi itu. (Yohanes Surya).

MESTAKUNG

Apa yang terjadi ketika kita menuangkan pasir sedikit demi sedikit ke atas lantai? Ya betul, pasir akan membentuk suatu bukit pasir kecil. Jika kita terus menuangkan pasir, bukit pasir ini makin lama makin besar dan makin tinggi. Ketika bukit pasir mencapai suatu ketinggian tertentu yang kita sebut ketinggian kritis terjadilah suatu keanehan. Pada ketinggian kritis ketika kita terus menjatuhkan butir pasir, butir-butir pasir ini mengatur dirinya, mempertahankan agar kemiringan bukit pasir tidak berubah. Memang bukit semakin besar, tetapi kemiringan tetap sama. Aneh bukan? Sepertinya pasir-pasir ini punya otak untuk menghitung agar kemiringan bukit pasir tidak berubah.

Peristiwa pengaturan diri seperti yang terjadi pada pembentukan bukit pasir ini merupakan satu diantara ribuan bahkan jutaan peristiwa pengaturan diri yang terjadi di alam ini. Peristiwa-peristiwa pengaturan diri ini terjadi ketika suatu sistem berada pada kondisi kritis. Pada kondisi kritis, tiap individu berinteraksi dengan individu-individu lain. Kemudian individu-individu ini secara bersama-sama mengatur dirinya (self organizing criticality) sehingga mem-brojol-lah (emerge) sesuatu keadaan yang baru, yang berbeda dari biasanya. Dalam fisika, proses pengaturan diri pada kondisi kritis dikenal sebagai fenomena kritis (critical phenomena).

Apa yang terjadi pada air yang berada dalam kondisi kritis (kondisi dimana air berada dalam wujud cair dan gas secara bersamaan yaitu ketika air berada pada tekanan 218 kali tekanan udara normal dan suhu 3740C)? Disini juga terjadi proses pengaturan diri (self organizing criticality). Ketika suhu air kritis ini diturunkan sedikiiit saja, secara tiba-tiba seluruh molekul (tidak hanya satu, ya seluruh molekul), sepertinya ada yang menyuruh, mengubah air kritis menjadi cair. Atau ketika tekanan diturunkan sedikiit saja, maka secara tiba-tiba seluruh molekul akan mengubah air ini menjadi gas.

Proses pengaturan diri ini terjadi juga pada fenomena magnet yang dipanaskan sampai suhu kritis yang dinamakan suhu Curie. Magnet yang dipanaskan melewati suhu kritis ini secara tiba-tiba dapat kehilangan sifat magnetnya. Ataupun pada fenomena superkonduktor yaitu ketika suatu material didinginkan hingga suhu tertentu yang kita namakan suhu kritis, secara tiba-tiba kehilangan hambatan listriknya.

Dalam biologi peristiwa pengaturan diri ini terjadi pada angsa-angsa yang hidup didaerah 4 musim. Ketika musim dingin tiba angsa-angsa berada pada kondisi kritis. Jika mereka diam ditempat mereka akan mati, sebaliknya jika mereka harus terbang sendiri ribuan kilometer mencari daerah hangat, mereka juga akan mati (tidak sanggup terbang sejauh itu). Pada kondisi kritis ini terjadilah pengaturan diri, angsa-angsa ini secara ajaib membentuk suatu kelompok dan terbang dalam suatu formasi berbentuk huruf “V”. Pada formasi ini angsa terdepan mengeluarkan tenaga paling besar, ia membuka jalur udara untuk angsa-angsa dibelakangnya, sehingga angsa dibelakangnya dapat menghemat energi. Ketika angsa terdepan ini lelah, angsa dibelakangnya menggantikannya. Mereka mengatur diri hingga mereka bisa keluar dari kondisi kritis ini.

Ketika seorang dikejar anjing galak, orang itu berada pada kondisi kritis. Disini sel-sel tubuh orang ini mengatur diri. Sel-sel ini secara serentak mengubah ATP (adenin Tri phospat) menjadi ADP (adenin diphospat) dengan melepaskan phospatnya. Pengubahan ini menghasilkan energi ekstra yang digunakan untuk keluar dari kondisi kritis ini. Yang semula orang itu hanya bisa melompat 1 meter, kini secara tiba-tiba mampu melompat lebih dari 1,5 meter.

Ketika mengikuti acara pemberian medali Olimpiade Fisika Internasional, saat nama sang absolute winner (juara) diumumkan, secara serentak penonton berdiri memberikan tepuk tangan yang terus menerus, dengan irama yang enak didengar. Kembali kondisi kritis mendorong pengaturan diri (self organizing).

Peristiwa pengaturan diri pada kondisi kritis (Self organizing criticality) ini terjadi juga dalam bisnis atau kehidupan sosial. Seorang pebisnis ketika bisnisnya berada pada kondisi kritis, secara tiba-tiba menemukan jalan keluar, ada proses pengaturan diri dimana lingkungan (semesta) membantu dia untuk keluar dari krisisnya. Mereka sering namakan ini invisible hand. Atau seorang yang ingin sekali sembuh dari penyakitnya secara ajaib mendapat petunjuk dari sekelilingnya (dari temannya, saudaranya ataupun dari alam sekelilingnya) untuk sembuh dari penyakitnya. Alam mengatur dirinya untuk ia keluar dari kondisi kritis. Menurut suatu penelitian tubuh kita sudah mempunyai mekanisme sendiri untuk menyembuhkan berbagai penyakit melalui pengaturan sel-sel tubuhnya.

Peristiwa pengaturan diri pada keadaan kritis (self organizing criticality) untuk mengeluarkan kita dari kondisi kritis ini saya namakan MESTAKUNG (MES = seMESta, KUNG = menduKUNG). Ketika terjadi kondisi kritis Tuhan telah menyediakan semesta (yang dimaksud semesta dalam hal ini adalah sel-sel tubuh kita, pikiran, keluarga, teman, lingkungan dan alam sekitar kita) yang akan mengatur diri untuk membantu kita keluar dari kondisi ini.

Hukum Alam

Self organizing Criticality atau Mestakung ini merupakan hukum alam. Sama seperti hukum-hukum alam lainnya (misalnya hukum Gravitasi, hukum benda terapung dsb), hukum ini akan bekerja tidak tergantung pada apakah kita percaya atau tidak. Benda yang dilepas di atas permukaan bumi akan jatuh ke bawah, tidak pernah jatuh ke atas terlepas kita percaya atau tidak. Demikian hukum Mestakung ini akan bekerja pada siapa saja terlepas kita percaya atau tidak, terlepas kita agama, suku, atau ras apapun.

Hukum Mestakung ini terdiri dari 3 hukum yang saya ringkaskan sebagai Krilangkun (merupakan singkatan dari kata KRItis, LANGkah dan teKUN). Hukum ini berbunyi sebagai berikut:

Hukum 1: hukum Kritis

„Pada setiap kondisi KRITIS ada jalan keluar“

Hukum 2: hukum Langkah

„Ketika seorang MELANGKAH, ia akan melihat jalan keluar“

Hukum 3: hukum Tekun

„Ketika seorang TEKUN melangkah, ia akan mengalami mestakung (semesta mendukung).

Penjelasan hukum 1:

Telah kita lihat dalam berbagai contoh di atas bahwa pada setiap kondisi kritis pasti ada jalan untuk keluar dari kondisi kritis itu. Semua agama mengajarkan bahwa kalau kita berada dalam kondisi kritis jangan menyerah, Tuhan Yang Maha Kuasa sudah menyediakan jalan keluar.

Ada dua jenis kondisi kritis: kondisi kritis sekarang dan kondisi kritis yang diciptakan.

Kondisi kritis sekarang maksudnya adalah kondisi kritis yang sedang dialami atau sedang menimpa saat ini. Misalnya pada contoh diatas angsa yang sedang menghadapi musim dingin ataupun orang yang sedang dikejar anjing. Contoh lain adalah mereka yang sedang sakit, atau menghadapi masalah keluarga, masalah bisnis (hutang yang tidak terbayar) atau masalah apapun juga. Hukum ini mengatakan bahwa pada masalah-masalah ini ada jalan keluar. Jadi jangan takut, percayalah bahwa telah tersedia jalan keluar.

Kondisi kritis yang diciptakan adalah kondisi kritis yang kita buat sendiri. Misalnya pada contoh diatas adalah tentang pasir yang dituangkan membentuk bukit pasir ataupun air yang dibuat pada keadaan kritis. Dalam kehidupan sehari-hari kita bisa menciptakan kondisi kritis yaitu dengan keluar dari zona kenyamanan (comfort zone) kita. Kita bisa membuat target-target yang tinggi misalnya penghasilan yang dua kali lipat lebih besar, juara dalam pertandingan tingkat dunia, membangun gereja besar, mengerti suatu hukum alam, menjadi peraih Nobel, mempunyai keluarga yang sejahtera, mendirikan sekolah ataupun mendirikan rumah sakit. Bagi mereka yang menginginkan suatu perubahan, ciptakanlah kondisi kondisi kritis berupa target-target yang tinggi.

Penjelasan hukum 2:

Kalau kita mau melihat jalan keluar dari kondisi kritis, kita harus melangkah yaitu dengan membuat strategi untuk menyelesaikan masalah itu, rajin bertanya pada banyak orang, meminta bantuan dan nasehat orang bijak, sharing (bercerita) pada orang disekitar kita, membaca buku dan literatur, belajar dari orang yang berhasil keluar dari kondisi yang mirip, berlatih keras, ataupun merenung sambil berpikir.

Ketika kita melangkah inilah kita akan melihat titik-titik terang berupa pemecahan masalah. Magnet pada kondisi kritis tidak mungkin kehilangan kemagnetannya kalau kita tidak menaikan suhunya. Suatu bahan superkonduktor yang berada pada suhu kritis tidak akan menjadi superkonduktor jika suhunya tidak diturunkan sedikit lagi. Angsa-angsa tidak mungkin keluar dari kondisi kritisnya jika ia tidak bertemu dengan angsa-angsa lain untuk terbang bersama. Orang yang dikejar anjing tidak mungkin lepas dari gigitan anjing jika tidak melangkah lari. Seorang yang ingin jadi presiden tidak mungkin bisa jadi presiden jika tidak membuat strategi kesana. Seorang yang ingin sembuh tidak mungkin sembuh jika tidak mencari jalan atau nasehat orang-orang yang sebelumnya pernah mengalami hal yang sama.

Penjelasan hukum 3:

Pada kondisi kritis, ketika kita terus melangkah dan melangkah dengan tekun, maka kita akan melihat mestakung, semesta mendukung kita untuk keluar dari kondisi kritis. Tuhan telah menciptakan semesta untuk kita keluar dari kondisi kritis ini. Mestakung hanya bekerja ketika kita tekun. Sel-sel orang yang dikejar anjing tidak mungkin menghasilkan energi yang lebih jika orang itu tidak tekun berlari dan berlari. Seorang Jonathan Pradhana Mailoa tidak mungkin jadi absolute winner olimpiade fisika ke 38 di Singapura jika tidak tekun berlatih dan berlatih (ketika berlatih dan berlatih keras inilah semesta mendukung, para pelatih terdorong untuk memberikan buku dan materi yang tepat, para sponsor terdorong untuk memberikan dana bagi pelatihan, keluarga mendukung, sekolah dan yayasannya mendukung, teman-temannya mendukung, semua mendukung sehingga apa yang diimpi-impikan oleh Jonathan berupa medali emas olimpiade fisika bisa tercapai).

Seorang Wahid Supriadi Supriadi tidak mungkin membuat Festival Indonesia di Melbourne. Menurut apa yang saya dengan dari Wahid Supriadi, Konsul Jenderal Indonesia di Melbourne KJRI tidak punya dana promosi untuk menyelenggarakan festival Indonesia ini. Mereka harus memutar otak untuk mencari dana. Mereka melangkah, KJRI mendirikan Lembaga Independen Festival Indonesia Inc. dengan modal nol! Mereka melangkah lagi, mengirim surat ke ratusan perusahaan/institusi potensial baik di Australia maupun di Indonesia untuk minta dukungan. Namun, responnya sangat menyedihkan. Apakah mereka menyerah? Tidak! Pak Wahid tekun melangkah, membangkitkan semangat para penyelenggara, menyusun strategi, menghubungi semua kontak baik individu maupun lembaga-lembaga swasta dan pemerintah yang masuk dalam mailing list KJRI, dan menjual program-program FI. Tahu apa yang terjadi? Terjadilah Mestakung di mana-mana. Mahasiswa-mahasiswa dan masyarakat Indonesia di Australia menyingsingkan lengan bajunya. Mereka bekerja bersama-sama, mengatur acara, mencari dana, mengundang orang-orang terkenal dari Indonesia untuk acara seminar, mengundang para penari untuk menunjukkan budaya Indonesia, dan sebagainya. Beberapa Pemda mulai menunjukkan komitmennya, para sponsor pelan-pelan mulai menghubungi panitia, dan juga kalangan pengusaha mulai mendaftarkan diri untuk ikut konferensi walaupun harus membayar. Bahkan dalam minggu-minggu terakhir beberapa sponsor utama datang dan menyatakan komitmennya untuk membantu festival tersebut. Ribuan orang datang ke Federal Court di Melbourne untuk menyaksikan Festival yang luar biasa ini. Selama dua hari festival budaya, makanan, dan perdagangan dihadiri sekitar 67 ribu orang, sementara business conference dihadiri sekitar 150 pengusaha, pejabat Pemda baik dari Indonesia maupun Australia. Luar biasa! Selesai acara, pemerintah kota Melbourne memberikan pujian dan meminta agar acara ini dapat diselenggarakan secara rutin setiap tahun di Melbourne. Pemerintah Melbourne bahkan berjanji akan mendukung termasuk pendanaannya. Luar biasa! Ketekunan membangkitkan mestakung yang membantu keluar dari kondisi kritis.

Apakah Mestakung meniadakan peran Tuhan?

Ada yang bertanya pada saya apakah dengan adanya Mestakung, tidak ada lagi peran Tuhan? Jika tidak ada peran Tuhan apakah Tuhan itu perlu ada?

Dalam konsep mestakung, kita mengenal Tuhan sebagai pencipta Mestakung. Tuhanlah yang menciptakan semesta yang dapat mengatur diri ketika suatu sistem disekitarnya berada pada keadaan kritis, untuk membantu sistem itu keluar dari kondisi kritis. Disini peran Tuhan sangat jelas. Tanpa Tuhan tidak akan ada mestakung. Tanpa Tuhan tidak pernah ada konsep pengaturan diri sendiri yang begitu indah.

Senin, 11 April 2011

Ketika Kau Menyapa



Di sudut hariku
Kau datang hadir sentuh hampaku
Yang dulu tak pernah ku cari
Kini menghampiri

Sinarilah aku mentari
Hangatkan relung-relung jiwaku
Kini ku sadari oh kasih
Kau tercipta untukku

[*]
Ketika kau datang
Buyarkan jenuhku
Senyummu candamu
Hangatkan mimpiku

[**]
Cinta datang tiba-tiba
Cinta adalah anugerah yang kuasa
Cinta takkan sia-sia
Ketika kau menyapa

Di sudut hariku
Kau datang hadir sentuh hampaku
Yang dulu tak pernah ku cari
Kini menghampiri

Sinarilah aku oh kasih
Hangatkan relung-relung jiwaku
Kini ku sadari oh kasih
Kau tercipta untukku

Back to [*][**]

Ketika kau menyapa

kamus perasaan cewek...

lo kenapasih? = kenapa lo cuek gitu?

terserah aja = aku bingung pilih yang mana.

cantikan gue atau cewe itu? = bilang gue lebih cantik.

knapa mata lu liatin dia terus? pergi ama sapa? dimana? = cemburu.

aku takut = minta di temenin.

It's okay kalo kamu suka sama dia = jawab dong kamu lebih suka sama aku!!

ga ada apa-apa, lupakan aja = kamu lebih baik mencari tau apa salah kamu!

sibuk banget ya ? = kenapa sih lo gapernah ngasi gue kabar?

aku cemburu = aku sangat takut kehilanganmu!

bisa jaga kepercayaan aku kan ? = aku takut kamu ngancurin kepercayaanku

Tau ah = BT tingkat dewa.

udahlah aku ga apa apa kali = udahlah ga usah berlebihan kawatirnya.

ga apa-apa kok = untung kamu gak denger.

apa kamu masi inget tanggal jadian kita? = pengen tau kamu peduli apa enggak sama hubungan kita.

aku cinta kamu = katakan kamu mencintaiku.

pingin ketemu lo = gue kangen sama lo.

nggak kok aku jelek gini = makasih pujiannya,tapi aku merendah aja.

terserah kamu deh mau ngapain! = aku udah capek ngasitau kamu.

Kamu baik deh = nanti kalo aku minta tolong bantuin lagi ya.

Cowok nggak boleh pelit-pelit sama cewek = traktir gue dong.

Aduh, capek banget aku hari ini = Tanya aku dong, hari ini aku ngapain aja.

Nggak ada apa-apa tuh = Ada sih, tapi kamu ga perlu tau.

Itu cewek cantik juga yah = Awas aja kalo kamu bilang iya!

Cuma gitu-gitu aja tuh = Kamu nggak perlu tau.

aduh gimana ya? kamu baik, TAPI ... = kita lebih baik temenan aja.

"tinggalin gue sendiri" = jgn pergi, temenin gue, tapi jgn ngomong apa2.

yauda, boleh deh = sebenernya sih aku ga setuju.

Lakukan sesukamu = Kamu akan tanggung akibatnya nanti.

Oke, aku yang salah = Dasar cowok egois!

Ke sana jauh gak ya ? = berharap lo nganterin gue.

mungkin = tidak (kalo kata TS, mungkin = iya )

dia cantik banget ya = berharap kamu bilang "kamu juga cantik kok".

aku gak kesel kok = berharap kamu bakal ngerti kalo aku lagi kesel banget.

aku ga marah kok sama kamu = berharap kamu mengerti kalo aku sangat kecewa.

Aku sebel sama kamu = Aku marah, tapi tolong jangan tinggalkan aku.

Selamat ya, semoga kalian bahagia. :') = Kenapa harus dia? Kenapa bukan aku aja.

aku ikhlas kok kamu sama dia :') = dalam hati sebenernya ga nerima.

gue ga papa kok = kalo gue kasitaupun lo ga bakal ngerti perasaan gue.

lo udah ga butuh gue = gue masih sayang sama lo.

lg ngapainn? = lagi ga ada bahan bicaraan.

gak ada apapa kok = lo ga bakal ngerti,biar gue simpan aja.

lo duluan aja = lagi bete sama orang itu.

lo berubah = kangen lo yang dulu.

tau ah = BT banget.

kamu ga tau isi hatiku yang sebenarnya = aku cinta kamu.

aku menyesal = telah melakukan hal yang benar2 salah.

aku ga bawa uang = traktir doong.

terserah kamu aja = aku ga mau yang itu.

eh si A masih jadian sama si B ya? = mudah2an cepet putus.

gimana kabarmu sama si dia? = mudah2an hancur.

pa hp aku rusak nih = beliin baru bisa kali.

silahkan lakukan semua yang kamu mau ! = karma masih berlaku ya.

ga kok aku ga papa = semoga kamu mengerti maksudku yang sebenarnya.

aku takut = minta di temenin.

makasih untuk semuanya = berharap kamu bisa kembali padaku hari ini.

gue jelek banget = tolong puji penampilan gue yang cantik ini.

kamu jadian sama dia? Wah selamat ya! = kenapa ga gue aja coba.

gak tau! = ngertiin mau gue kek!

Oke, aku yang salah? = Dasar pria bebal, egois !!!

Aku cocoknya pake yang mana?? = Aku pake apa aja pantes kan ?

"Sendiri juga bisa koq" = Bantuin, goblog !!

Aku tidak marah = Tentu saja aku marah, bodoh!

Lakukan apa maumu = Kamu akan tanggung akibatnya nanti

Itu keputusanmu artinya Keliatan kan..keputusanku yg betul

Rabu, 06 April 2011

Mati

Mati bukanlah hal yang aku takuti, tetapi bukan berarti aku tak ingin hidup. Aku mati tidak akan pernah merasakan takut lagi, sakit lagi, sedih lagi, tetapi bukan berarti aku hidup selalu dirundung perasaan takut, sakit, dan sedih. Aku hidup penuh suka dan duka, bukan berarti aku takut mati. Karena kematian pasti akan datang.

Mati di kehidupan ini adalah ketika kamu pergi dan kembali. Pergi dari semua orang yang mencintai kamu, pergi dari orang yang membenci kamu, dan pergi dari kenyataan yang mengenali kamu. Kembali ke sisinya, kembali ke tempat dimana kamu berada ketika kamu belum lahir dulu. Kembali ke alam sana.

Mati. Tutup matamu dan bayangkan kematian mengejar-ngejarmu, tentu saja rasa takut itu akan muncul, apalagi ketika kamu merasakan kebahagiaan semu di kenyataan ini. Mati akan terasa berguna ketika kamu merasa tidak berguna di dunia ini. Mati. Mati. Mati.

Mati di hidupku terasa berat ketika orang yang kita sayangilah yang mati. Mati bukan selalu negativ. Ketika kita sakit dan masih tetap hidup, sedangkan sakit itu tidak akan pernah sembuh, sungguh lebih baik aku mati saja.

Saat aku masih duduk di bangku kelas 5 SD, aku kerap bercanda gurau dengan opa, yang dengan ketulusannya merawatku, menjagaku, dan menimangku sejak kecil, bukan karena aku tidak memiliki orang tua, tetapi aku yang merasa nyaman ketika di dekat opa.

Suatu hari, oma terkena penyakit stroke, dan dari penyakit itu, oma harus di rawat di salah satu rumah sakit di daerah Denpasar. Karena penyakitnya juga ia lupa dengan aku, bahkan tidak ingat siapa anak-anaknya, kata dokter ini hanya sementara dan masih bisa sembuh. Tetapi sebulan telah di lewati di rumah sakit dan kondisi oma semakin melemah, opa setia menemani omaku, dan aku pun ikut menjaganya di rumah sakit.

Penjenguk datang silih berganti, mulai dari saudara, kerabat, hingga teman-teman oma. Sangat banyak yang menjenguk, ini semua karena kesembuhan oma tidak kunjung datang. Dan kami pun pasrah dengan apapun yang terjadi nanti. Jujur, aku sempat berpikir oma tidak akan bisa diselamatkan lagi karena melihat kondisi oma yang benar-benar memprihatinkan. Oma yang dulu berisi sekarang sangat kurus.

Hingga akhirnya 2 bulan dilewati di rumah sakit. Oma sudah bisa bergerak, sudah bisa mengingat kembali, dan sudah bisa pulang dari rumah sakit. Tetapi tetap harus menjalani terapi agar bisa bergerak seperti sedia kala. Aku bersyukur.

Sungguh tidak aku sangka, aku yang senang karena oma sudah kembali ke rumah, tiba-tiba aku mendengar kabar opaku jatuh sakit dan tidak bisa menggerakkan anggota tubuhnya. Pertama-tama mulai dari jari-jari tangannya, hingga kaki, dan seluruh anggota badannya. Kata ayahku, opa akan merasa sakit jika dia berusaha menggerakkan anggota tubuhnya.

Sudah seminggu opa terbaring lemah di kamar rumahnya, dan ia segera di bawa ke rumah sakit yang sama dengan oma saat oma sakit. Opa yang berbadan berat harus digendong menuju mobil. Tetpai, aku sama sekali tidak diperbolehkan menjenguk opa ke rumah sakit. Selama opa sakit, aku hanya diam di rumahku di Gianyar.

Harapanku opa cepat sembuh, aku dengar-dengar cerita ayah dan ibu, katanya opa sempat berteriak karena kesakitan saat di rumah sakit. Ibuku sedang mengandung adik terkecilku yang sekarang berumur 4 tahun. Jadi, ayah menyarankan agar ibu beristirahat di rumah.

Saat sore aku keluar dari kamarku, Mbak Diah, pembantu rumah tangga di rumahku berkata “Tara yang sabar yaa.” Aku yan belum berpikir akan terjadi apa-apa hanya mengiyakan omongan Mbak Diah. Mbak Diah juga memberitahukan bahwa keadaan opa sekarang sedang kritis.

Malam sekitar pukul 7.00 ayah kembali ke rumah dan terlihat seperti menyembunyikan sesuatu dariku, ayah terlihat gelisah. Dan aku hanya diam di kamar tanpa memikirkan akan terjadi sesuatu yang buruk. Aku melihat tingkah laku ayah. Dan telpon genggam ayah pun berdering. Tidak sengaja aku mendengar pembicaraan ayah dengan salah satu pelanggan di Garmen milik ayahku, tetapi ayah menjawab “Maaf pak, mungkin baju pesanan bapak selesainya agak diundur karena mertua saya baru saja meninggal karena sakit.” Ayah sedikit berbisik, tetapi aku tetap bisa mendengar pembicaraan ayah dari balik pintu. Sontak aku berteriak keras dan menangis. Aku bertanya kepada ayah, tetapi ayah hanya memelukku erat-erat. Kakiku lemas, dan aku merasa tidak bertanaga. Aku melepas pelukan ayah dan terjatuh sambil tetap menangis. Ayah dan mbak diah membopongku ke tempat tidur. Dan Mbak Diah mengambilkan aku segelas air untuk kuminum.

Ayah mulai menenangkanku dan menjelaskan semuanya. Sungguh tidak aku sangka. Opa yang awalnya sehat dan tegar ketika oma sakit selama dua bulan, sekarang pergi dan meninggalkan kita selamanya. Aku sangat tidak berpikir ke sana, bahwa opa akan meninggal di usianya yang ke 65 tahun.

Tangisanku terhenti, dan ayah mengajakku ke rumah opa. Di sana telah ramai di datangi saudara dan kerabat lainnya. Bahkan sudah berjejer karangan bunga dengan nama opa. Malam itu terasa sangat kelabu, sangat sedih dan haru. Aku masuk ke dalam ruangan tempat opa di rebahkan. Aku memeluk mama yang sudah berada di sana dan menangis lagi, sangat keras. Mamapun mengantarkan ku ke arah tempat tidur. Opa dikelilingi lilin-lilin kecil. Opa terlihat gagah dengan jas hitam, kemeja putih, dan dasi merah marunnya. Lengkap, seperti orang yang akan menikah. Aku kembali menangis dan duduk di sebelahnya, mamapun ikut menangis. Tidak lama aku duduk di sana, Talia, adikku yang saat itu berusia 4 setengah tahun datang dengan wajah kebingungan dan bertanya “Opa kenapa kak? Kok tidur di sini?” dan Mama memeluk Lia lalu mengatakan bahwa opa sudah tidak ada. Aku sedih melihat Talia menangis histeris dan memeluk Opa.

Di sisi lain, Oma yang masih belum stabil hanya duduk dan menangis. Pandangannya kosong, dan diam. Aku duduk disebelah oma dan memeluknya. Sesekali menghapus air mata oma. Lalu seorang lelaki yang sepertinya teman oma datang dan mengatakan “Ci In, yang kuat ya, semua juga pasti akan kembali ke sisiNya.” Lalu dia juga memeluk oma.

Opaku, Martin Moningka adalah kakek yang tegas, selalu mendidik anak cucunya menjadi disiplin, ramah, dan disegani banyak orang. Dia adalah mantan veteran yang dulunya ikut berjuang melawan jepang ketika ingin kembali menjajah indonesia. Badannya tinggi besar, tegak, dan selalu memancarkan wajah keberanian. Aku sayang opaku. Ketika kecil dialah yang selalu menemaniku, setia mengajakku berkeliling kota dengan motor Supra yang saat itu masih baru. Bahkan hingga kini motor itu masih ada.

Saat hari pemakaman opa, aku sangat tidak rela opa dimasukkan ke dalam peti, aku foto wajah opa untuk kenang-kenangan ku nanti sesaat sebelum peti opa di tutup. Entah mengapa rasa semakin tidak rela untuk kehilangan opa datang ketika peti akan segera di tutup. Semua menangis mengelilingi peti opa.

Perjalanan menuju Kuburan Kristen di Nusa Dua saat itu sangat ramai. Iring-iringannya begitu panjang. Opa sudah seperti pahlawan sejati. Mobil jenazah opa dipandu oleh polisi, dan diiringi oleh Tentara-tentara di Densipur Gianyar. Dan mobilku berada di belakang mobil para Tentara. Sesampainya di kuburan, dua orang wanita tua datang dan berkata “Martin....” Sambil menangis dan mengucapkan banyak kata dengan bahasa Manado yang tidak aku ketahui artinya. Mereka adalah kakak Opa dari Manado yang baru saja sampai di Bali. Mereka memohon agar membukakan peti agar bisa melihat wajah adiknya untuk terakhir kalinya. Peti pun di buka, paku-paku di kiri kanan peti di buka dan opa dipeluk mereka.

Doa-doa dibacakan, selagi peti opa dikubur. Suasana sangat panas, dan penuh derai tangis. Sungguh gerah. Tetapi aku tetap berdiri di sebelah kanan liang kubur opa sambil menangis. Sebenarnya di pikiranku saat itu bukan opa yang akan pergi, tetapi oma karena kondisi oma yang sangat parah. Memang tidak ada yang bisa menebak jalan Tuhan. Namun, selang waktu berganti, aku sudah bisa menerima kepergian opa. Semoga opa selalu bahagia di sana.

Jumat, 01 April 2011

Cerita

Jika diingat-ingat, ini semua sangat lucu. Saat aku termenung dikesendirian, terkadang aku mengingat suatu sosok. Sosok lelaki yang bisa mengisi hari-hariku hingga saat ini, detik ini. Bahkan senyumanpun ikut mengiringi waktu-waktu aku mengenang awal kali kita dipertemukan dan hari-hari indah dengannya.

Awal aku mengetahuinya, bukan tanpa sebab. Tetapi, karena aku bersekolah di SMA yang sekarang aku duduki. Teman-temankulah yang membuatku kerap memperhatikan sosoknya. Sebenarnya bukan sosok yang kukagumi sejak awal aku melihatnya, malah yang kulihat dia adalah sosok yang dingin, tidak ramah, sombong, angkuh, dan tidak ramah. Itu bukanlah yang aku suka dari sifat seseorang. Apa lagi laki-laki seperti dia. Yang membuatku merasakan cinta monyet pertamaku. Entah apa yang mereka perbincangkan di depanku, selalu saja ada yang menyebutkan namanya. Utamanya bagi para teman-teman perempuanku. Mungkin dia memang sosok yang dibanggakan, tapi sayangnya saat itu aku merasa biasa saja, bahkan aku tidak bisa mengingat wajahnya, aku hanya tau namanya karena rutin aku dengar dengan pujian-pujian untuknya.

Suatu hari, di sekolahku diadakan orasi pemilihan ketua OSIS, entah mengapa, teman-teman dengan nyaring meneriakan namanya, sedangkan aku? Aku tetap tidak pernah tau mana orang yang bernama seperti yang mereka sebutkan itu. Aku memilih kakak kelasku yang bernama Wisnu, dan aku mengabaikan dua calon ketua OSIS lainnya. Aku mengabaikan salah satu calon yang menjadi idaman para wanita disekitarku itu. Jujur saja, aku tidak tau nama dari dua calon ketua OSIS itu, yang ku tau hanya Kak Wisnu Nayaka. Jadi, aku pilih saja dia.

Keesokan harinya, kembali terdengar suara-suara nyaring yang menyebutkan nama lengkapnya. Ternyata salah satu temanku telah menemukan akun Facebook dari kakak kelas yang mereka idam-idamkan itu. Satu persatu teman-temanku menambahkan dia sebagai teman, tetapi setelah lama, permintaan teman mereka tetap diabaikan oleh kakak kelas idaman teman-temanku itu. Setelah sekian lama, aku pun ikut menambahkan dia sebagai temanku di facebook, tapi anehnya dia langsung menerima permintaan pertemananku tanpa aku harus menunggu lama. Lalu teman-temanku? Tetap diabaikan.

Sekolahku memiliki suatu organisasi yang sangat dipandang di mata guru. Divisi Trisma. Dan akupun mengikuti organisasi itu atas dasar aku memang hobi berorganisasi. Saat itu, pelantikan diadakan pagi hari. Aku melihat sosoknya dari kejauhan duduk dengan gayanya yang kuanggap sombong di tangga menuju ke lantai atas dan dikerumuni teman-teman perempuanku yang berjoget-joget dan bernyanyi lagu dangdut agar mendapatkan tanda tangan dari wakil 1 OSIS itu. Ya, kakak kelas idaman teman-temanku. Dalam hati aku berkata, “hahaha, mereka pasti menggunakan kesempatan ini agar bisa berada di dekat kakak itu.”. aku terdiam sesaat sambil melihat tingkah aneh mereka tetapi mata kakak itu menuju mataku, dan aku beranjak pergi untuk mencari sasaran OSIS lain, bukan kakak itu tepatnya. Aku benci tingkah sombongnya.

Dan ada lagi tugas dari pengurus ekstrakulikuler jurnalistik di sekolahku, yaitu wawancara OSIS angkatan 33. Anehnya lagi, aku mendapatkan bagian untuk mewawancarai kakak kelas idaman teman-temanku itu. Hari pertama, aku melihat dari kelas atas dia berjalan menuju arah kelasnya, ato berlari dengan cepat menuruni tangga dan dengan sopan aku bertanya “Permisi kak, saya mendapatkan tugas dari kakak pengurus ekstra untuk mewawancarai kakak, apa kakak...” belum selesai berbicara, dia sudah memotong pembicaraanku dengan angkuhnya “cari OSIS yang lain saja!” dan dia pergi. Sungguh sosok yang dingin, yang sangat susah memberikan senyuman. Dan aku menangis karena aku adalah orang yang paling tidak bisa jika ada yang tidak merespon pembicaraanku.

Deadline tinggal beberapa hari lagi, tetapi ia tetap saja menolak untuk aku wawancarai. Anehnya ia selalu menampakkan dirinya di depanku, seakan-akan berharap agar aku memohon lagi dengannya dan dia akan menolak untuk aku wawancarai. Tidak hanya di sekolah, di situs jejaring sosial Facebook pun ia kerap mengirimkan aku Chat atau obrolan yang menyangkut pautkan tentang Divisi Trisma, hingga akhirnya aku berhasil dan dia bersedia untuk di wawancarai, tetapi dia memberikan syarat untukku, yaitu aku harus menunggunya hingga ia selesai mendapatkan suatu akselerasi mata pelajaran. Dengan sangat terpaksa aku merelakan seleksi Debat Bahasa Inggris untuk lomba yang sudah aku lewati satu putaran. Aku menunggunya di depan Lab.Kimia. dengan perut sakit menahan lapar dan maag. Aku lapar, tetapi tidak berani meninggalkan tempat itu agar kakak idaman teman-temanku itu tidak kabur seperti saat-saat sebelumnya. Kurang lebih sekitar pukul 5 sore, dia keluar dari laboratoruim dan aku dengan cepat berlari ke arahnya untuk mewawancarainya. Sungguh dia orang yang aku benci. Tetapi, setelah mewawancarai wakil 1 OSIS itu, aku merasa semakin penasaran dengan kepribadiannya, dengan latar belakangnya, bahkan aku sangat bersikeras untuk melihat senyumnya yang sangat sulit ia pancarkan.

Ada lagi hal lucu saat aku sedang bimbang memikirkan apa maksud dari perasaan penasaran yang menjadi-jadi di diriku ini. Namaku dipanggil oleh kakak-kakak OSISku, beserta beberapa orang lainnya. Ternyata kami dipercaya untuk menjadi panitia kegiatan Bulan Bahasa di Sekolaku. Mengapa lucu? Karena dari sinilah semuanya terungkap. Mungkin hanya kebetulan, atau mungkin ada sesuatu dari semua ini? Lelaki itulah yang sekarang menjadi koordinator OSIS dari acara yang aku pegang, yaitu pameran buku. Dengan begitu otomatis aku akan sering berkomunikasi dengan dia. “apa-apaan ini?” perasaanku tidak biasa, meletup-letup dan bahkan aku ingin tersenyum. Tetapi, mengapa dia yang menjadi koordinator dari acaraku?

Aku jalani saja, hingga semua tidak bersemi di Facebook saja, tetapi juga di SMS. Semua kita jalani dengan diam-diam tanpa sepengetahuan orang-orang di sekolah. Bahkan aku merasa dekat dengannya. Aku penasaran, sangat penasaran mengapa ia sangat jarang tersenyum di sekolah. Dan suatu hari ia menyuruhku mencarinya di perpustakaan sekolahku. Katanya ia ingin memberikan senyuman termanisnya untukku. “Ada apa ini Tuhan?”. Di sanalah semuanya berawal. Kedekatan kami bukan sebatas kakak dan adik lagi. Tetapi ia berpesan, “jangan pernah kamu menceritakan semua ini kepada siapapun. Semoga kamu tidak keberatan menjalani hubungan ini dengan kakak” katanya sambil tersenyum lepas. Sangat manis. Memang ini dilema, aku takut teman-temanku merasa kesal denganku. Karena awalnya aku memang membenci dia, tetapi aku merasa munafik, aku terpesona oleh sosoknya.

Lambat laun kedekatan kami sudah menjadi rahasia umum. Dari banyak yang tidak percaya, banyak yang menghujatku, dan akhirnya mereka sudah biasa. Walaupun setiap hari kami bertemu di sekolah, tetapi sangat jarang, bahkan hampir tidak pernah aku berbicara dan melihat matanya. Aku tidak berani. Bagaimanapun, ini sekolah. Dan sudah tradisi OSIS tidak boleh memberika senyuman kepada adik kelasnya. Setelah aku terbiasa, ada yang aneh dari dirinya, dia kerap memberikan senyumannya untukku. Tidak peduli di depan umum. Dia mengaku, semakin lama, rasanya semakin susah untuk tidak memberikan senyumnya kepadaku, bukannya semakin terbiasa.

Selama bersamanya aku merasa semakin semangat. Benar kata ibukku, ia mengijinkanku dekat dengan lelaki, karena memang wajar. Asalakan aku bisa menjadikannya motivatorku. Bukan semakin merusak. Aku banyak mengetahui hal-hal baru darinya. Bahkan aku sempat merasa minder karena dia begitu berprestasi. Ibukku pun mengetahui dia, karena dia kerap mengantarkanku dan menontonku di beberapa lomba yang aku ikuti.

Satu lagi, saat PSR (Pekan Seni Remaja) bukan hanya murid-murid SMAN 3 Denpasar yang mengetahui kedekatan kita, tetapi jugak para guru. Memang tidak semua guru. Awalnya karena aku mendampinginya saat dia mengikuti salah satu lomba di ajang PSR tersebut. Dan kedua karena saat aku yang mengikuti lomba, dia lah yang mendampingiku. Apalagi saat kita menanti pengumuman juara umum untuk Pekan Seni Remaja tersebut. Saat menerima kabar bahwa sekolah kita lah yang menjadi juara umum PSR 2011, dengan semangatnya dia memelukku. Tidak ada kecanggungan lagi untuk saling menyapa dan tersenyum, tetapi aku tetap bersikap seperti biasa ketika aku bertemu dengannya di sekolah. Dan saat ini aku tau apa kelebihan dan kekurangannya. Semoga Wawan selalu bisa menjadi motivatorku.